Tazkiya Nurul
Sabtu, 19 Juli 2014
Minggu, 04 Mei 2014
Cerita tentang Sahabat
Urwah bin
Zubair
Suatu pg Di
Baitullah, sekelompok sisa-sisa shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan tokoh-tokoh tabi’in tengah mengharumkan suasana dengan lantunan
tahlil dan takbir, menyejukkan sudut-sudutnya dengan doa-doa yang shalih. Mereka
membentuk halaqah-halaqah,.
Di dekat rukun
Yamani, duduklah empat remaja yang tampan rupawan, berasal dari keluarga yang
mulia. Seakan-akan mereka adalah bagian dari perhiasan masjid, bersih
pakaiannya dan menyatu hatinya.
Keempat remaja
itu adalah Abdullah bin Zubair dan saudaranya yang bernama Mush’ab bin Zubair,
saudaranya lagi bernama Urwah bin Zubair dan satu lagi Abdul Malik bin Marwan.
Pembiacaraan
mereka semakin serius. Kemudian seorang di antara mereka mengusulkan agar
masing-masing mengemukakan cita-cita yang didambakannya. Mulailah Abdullah bin
Zubair angkat bicara: “Cita-citaku adalah menguasai seluruh Hijaz dan menjadi
khalifahnya.” Saudaranya, Mus’ab menyusulnya: “Keinginanku adalah dapat
menguasai dua wilayah Irak dan tak ada yang merongrong kekuasaanku.” Giliran
Abdul Malik bin Marwan berkata, “Bila kalian berdua sudah merasa cukup dengan
itu, maka aku tidak akan puas sebelum bisa menguasai seluruh dunia dan menjadi
khalifah setelah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.”
Sementara itu
Urwah diam seribu bahasa, tak berkata sepatah pun. Semua mendekati dan
bertanya, “Bagaimana denganmu, apa cita-citamu kelak wahai Urwah?” Beliau
berkata, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi semua cita-cita
dari urusan dunia kalian, aku ingin menjadi alim, sehingga orang-orang akan
belajar dan mengambil ilmu tentang kitab Rabb-nya, sunah Nabi-Nya dan
hukum-hukum agamanya dariku, lalu aku berhasil di akhirat dan memasuki surga
dengan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Hari-hari
berganti serasa cepat. Kini Abdullah bin Zubair dibai’at menjadi khalifah
menggantikan Yazid bin Mu’awiyah yang telah meninggal. Dia menjadi hakim atas
Hijaz, Mesir, Yaman, Khurasan, dan Irak yang pada akhirnya terbunuh di Ka’bah,
tak jauh dari tempatnya mengungkapkan cita-cita dahulu.
Sedangkan Mus’ab
bin Zubair telah mengauasai Irak sepeninggal saudaranya Abdullah dan akhirnya
juga terbunuh ketika mempertahankan wilayah kekuasaannya.
Adapun Abdul
Malik bin Marwan, kini menjadi khalifah setelah terbunuhnya Abdullah bin Zubair
dan saudaranya Mus’ab, setelah keduanya gugur di tangan pasukannya. Akhirnya,
dia berhasil menjadi raja dunia terbesar pada masanya.
Beliau lahir satu
tahun sebelum berakhirnya masa khilafah al-Faruq Radhiyallahu ‘Anhu.
Dalam sebuah rumah yang paling mulia di kalangan kaum muslimin dan paling luhur
martabatnya. ayahnya bernama Zubair bin Awwam, “al-Hawari” (pembela) Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan orang pertama yang menghunus pedangnya dalam Islam
serta termasuk salah satu di antara sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Sedangkan
ibunya bernama Asma binti Abu Bakar ash-Shidiq yang dijuluki dzatun nithaqain
[pemilik dua ikat pinggang].
Kakek beliau dari
jalur ibu adalah Abu Bakar ash-Shidiq, khalifah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang menemani beliau di sebuah goa. Sedangkan nenek dari
jalur ayahnya adalah Shafiyah binti Abdul Muthalib yang juga bibi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Bibinya adalah Ummul Mukminin, bahkan dengan tangan
Urwah bin Zubair sendirilah yang turun ke liang lahat untuk meletakkan jenazah
ummul Mukminin.
Demi
merealisasikan cita-cita yang didambakan, beliau amat gigih dalam usahanya
mencari ilmu. Maka beliau mendatangi dan menimbanya dari sisa-sisa para
shahabat Rasulullah yang masih hidup.
Beliau mendatangi
rumah demi rumah mereka, shalat di belakang mereka, menghadiri majelis-majelis
mereka. Beliau meriyawatkan hadis dari Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf,
Zaid bin Tsabit, Abu Ayyub al-Anshari, Usamah bin Zaid, Sa’id bin Zaid, Abu
Hurairah, Abdullah bin Abbas, Nu’man bin Basyir dan banyak pula mengambil dari
bibinya, Aisyah Ummjul Mukminin. Pada gilirannya nanti, beliau berhasil menjadi
satu di antara fuqaha sab’ah (tujuh ahli fikih) Madinah yang menjadi
sandaran kaum muslimin dalam urusan agama.
Para pemimpin
yang shalih banyak meminta pertimbangan kepada beliau baik tentang urusan ibadah
maupun negara karena kelebihan yang Allah berikan kepada beliau. Sebagai
contohnya adalah Umar bin Abdul Aziz. Ketika beliau diangkat sebagai gubernur
di Madinah pada masa al-Walid bin Abdul Malik, orang-orang pun berdatangan
untuk memberikan ucapan selamat kepada beliau.
Usai shalat
zuhur, Umar bin Abdul Aziz memanggil sepuluh fuqaha Madinah yang dipimpin oleh
Urwah bin Zubair. Ketika sepuluh ulama tersebut telah berada di sisinya, maka
beliau melapangkan majlis bagi mereka serta memuliakannya. Setelah bertahmid
kepada yang berhak dipuji beliau berkata, “Saya mengundang Anda semua untuk
suatu amal yang banyak pahalanya, yang mana saya mengharapkan Anda semua agar
sudi membantu dalam kebenaran, saya tidak ingin memutuskan suatu masalah
kecuali setelah mendengarkan pendapat Anda semua atau seorang yang hadir di
antara kalian. Bila kalian melihat seseorang mengganggu orang lain atau pejabat
yang melakukan kezhaliman, maka saya mohon dengan tulus agar Anda sudi
melaporkannya kepada saya.” Kemudian Urwah mendoakan baginya keberuntungan dan
memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, senantiasa bersanding dengan
Kitabullah dan tekun membacanya. Beliau mengkhatamkan seperempat Alquran setiap
siang dengan membuka mushhaf, lalu shalat malam membaca ayat-ayat Alquran
dengan hafalan. Tak pernah beliau meninggalkan hal itu sejak menginjak remaja
hingga wafatnya melainkan sekali saja. Yakni ketika peristiwa mengharukan yang
sebentar lagi akan kami beritakan kepada Anda.
Telah
diriwayatkan bahwa beliau pernah melihat seseorang menunaikan shalat secepat
kilat. Setelah selesai, dipanggilnya orang tersebut dan ditanya, “Wahai anak
saudaraku, apakah engkau tidak memerlukan apa-apa dari Rabb-mu Yang Maha Suci?
Demi Allah, aku memohon kepada Rabb-ku segala sesuatu sampai dalam urusan
garam.”
Urwah bin Zubair radhiyallahu
‘anhu adalah seorang yang ringan tangan, longgar dan dermawan. Di antara
bukti kedermawanannya itu adalah manakala beliau memiliki sebidang kebun yang
luas di Madinah dengan air sumurnya yang tawar, pepohonan yang rindang serta
buahnya yang lebat. Beliau pasang pagar yang mengelilinginya untuk menjaga
kerusakannya dari binatang-binatang dan anak-anak yang usil. Hingga tatkala
buah telah masak dan membangkitkan selera bagi yang memandangnya, dibukalah
beberapa pintu sebagai jalan masuk bagi siapapun yang menghendakinya.
Begitulah,
orang-orang keluar masuk kebun Urwah sambil merasakan lezatnya buah-buahan yang
masak sepuas-puasnya dan membawa sesuai dengan keinginannya. Setiap memasuki
kebun, beliau mengulang-ulang firman Allah:
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Dan mengapa
kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaa allah, laa quwwata
illaa billah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. Al-Kahfi: 39)
Suatu masa di
zaman khilafah al-Walid bin Abdul Malik, Allah berkehendak menguji Urwah dengan
suatu cobaan yang tak seorang pun mampu bertahan dan tegar selain orang yang
hatinya subur dengan keimanan dan penuh dengan keyakinan.
Tatkala amirul
mukminin mengundang Urwah untuk berziarah ke Damaskus. Beliau mengabulkan
undangan tersebut dan mengajak putra sulungnya. Amirul Mukminin menyambutnya
dengan gembira, memperlakukannya dengan penuh hormat dan melayaninya dengan
ramah.
Kemudian
datanglah ketetapan dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, laksana
angin kencang yang tak dikehendaki penumpang perahu. Putra Urwah masuk ke
kandang kuda untuk melihat kuda-kuda piaraan pilihan. Tiba-tiba saja seekor
kuda menyepaknya dengan keras hingga menyebabkan kematiannya.
Belum lagi tangan
seorang ayah ini bersih dari tanah penguburan putranya, salah satu telapak
kakinya terluka. Betisnya tiba-tiba membengkak, penyakit semakin menjalar
dengan cepatnya.
Kemudian
bergegaslah Amirul Mukminin mendatangkan para tabib dari seluruh negeri untuk
mengobati tamunya dan memerintahkan mereka untuk mengobati Urwah dengan cara
apapun.
Namun para tabib
itu sepakat untuk mengamputasi kaki Urwah sampai betis sebelum penyakit
menjalar ke seluruh tubuh yang dapat merenggut nyawanya.
Jalan itu harus
ditempuh. Tatkala ahli bedah telah datang dengan membawa pisau untuk menyayat
daging dan gergaji untuk memotong tulangnya, tabib berkata kepada Urwah:
“Sebaiknya kami memberikan minuman yang memabukkan agar Anda tidak merasakan
sakitnya diamputasi.” Akan tetapi Urwah menolak, “Tidak perlu, aku tidak akan
menggunakan yang haram demi mendapat afiat (kesehatan). Tabib berkata,
“Kalau begitu kami akan membius Anda!” Beliau menjawab, “Aku tidak mau diambil
sebagian dari tubuhku tanpa kurasakan sakitnya agar tidak hilang pahalanya di
sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Ketika operasi
hendak dimulai, beberapa orang mendekati Urwah, lalu beliau bertanya, “Apa yang
hendak mereka lakukan?” Lalu dijawab, “Mereka akan memegangi Anda, sebab bisa
jadi Anda nanti merasa kesakitan lalu menggerakan kaki dan itu bisa
membahayakan Anda.” Beliau berkata, “Cegahlah mereka, aku tidak membutuhkannya.
Akan kubekali diriku dengan dzikir dan tasbih.”
Mulailah tabib
menyayat dagingnya dengan pisau dan tatkala mencapai tulang, diambillah gergaji
untuk memotongnya. Sementara itu Urwah tak henti-hentinya mengucapkan, “Laa
ilaaha Illallah Allahu Akbar,” sang tabib terus melakukan tugasnya dan Urwah
juga terus bertakbir hingga selesai proses amputasi itu.
Setelah itu
dituangkanlah minyak yang telah dipanaskan mendidih dan dioleskan di betis
Urwah bin Zubair untuk menghentikan perdarahan dan menutup lukanya. Urwah
pingsan untuk beberapa lama dant terhenti membaca ayat-ayat Alquran di hari
itu. Inilah satu-satunya hari di mana beliau tidak bisa melakukan kebiasaan
yang beliau jaga semenjak remajanya.
Ketika Urwah
tersadar dari pingsannya, beliau meminta potongan kakinya. Dibolak-baliknya
sambil berkata, “Dia (Allah) yang membimbing aku untuk membawamu di tengah
malam ke masjid, Maha Mengetahui bahwa aku tak pernah menggunakannya untuk
hal-hal yang haram.”
Kemudian
dibacanya syair Ma’an bin Aus:
Tak pernah
kuingin tanganku menyentuh yang meragukan
Tidak juga kakiku
membawaku kepada kejahatan
Telinga dan
pandangan mataku pun demikian
Tidak pula
menuntun ke arahnya pandangan dan pikiran
Aku tahu,
tiadalah aku ditimpa musibah dalam kehidupan
Melainkan telah
menimpa orang lain sebelumku.
Kejadian tersebut
membuat Amirul Mukminin, al-Walid bin Abdul Malik sangat terharu. Urwah telah
kehilangan putranya, lalu sebelah kakinya. Maka dia berusaha menghibur dan
menyabarkan hati tamunya atas musibah yang menimpanya tersebut.
Bersamaan dengan
itu, di rumah khalifah datang satu rombongan Bani Abbas yang salah seorang di
antaranya buta matanya. Kemudian al-Walid menanyakan sebab musabab kebutaannya.
Dia menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, dulu tidak ada seorang pun di kalangan
Bani Abbas yang lebih kaya dalam harta dan anak dibanding saya. Saya tinggal
bersama keluarga di suatu lembah di tengah kaum saya. Mendadak muncullah air
bah yang langsung menelan habis seluruh harta dan keluarga saya. Yang tersisa
bagi saya hanyalah seekor onta yang lari dari saya. Maka saya taruh bayi yang
saya bawa di atas tanah lalu saya kejar onta tadi. Belum seberapa juh, saya
mendengar jerit tangis bayi itu. Saya menoleh dan ternyata kepalanya telah
berada di mulut serigala, dia telah memangsanya. Saya kembali, tapi tak bisa
berbuat apa-apa lagi karena bayi itu sudah habis dilalapnya. Lalu serigala
tersebut lari dengan kencangnya. Akhirnya saya kembali mengejar onta liar tadi
sampai dapat. Tapi begitu saya mendakat dia menyepak dengan keras hingga hancur
wajah saya dan buta kedua mata saya. Demikianlah, saya dapati diri saya
kehilangan semua harta dan keluarga dalam sehari semalam saja dan hidup tanpa
memiliki penglihatan.
Kemudian al-Walid
berkata kepada pengawalnya, “Ajaklah orang ini menemui tamu kita Urwah, lalu
mintalah agar dia mengisahkan nasibnya agar beliau tahu bahwa ternyata masih
ada orang yang ditimpa musibah lebih berat darinya.”
Tatkala beliau
diantarkan pulang ke Madinah dan menjumpai keluarganya, Urwah berkata sebelum
ditanya, “Janganlah kalian risaukan apa yang kalian lihat. Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah memberiku empat orang anak dan Dia berkehendak mengambil
satu. Maka masih tersisa tiga. Puji syukur bagi-Nya. Aku dikaruniai empat
kekuatan lalu hanya diambil satu, maka masih tersisa tiga. Puji syukur
bagi-Nya. Dia mengambil sedikit dariku dan masih banyak yang ditinggalkan-Nya
untukku. Bila Dia menguji sekali, kesehatan yang Dia karuniakan masih lebih
banyak dan lebih darinya.”
Demi melihat
kedatangan dan keadaan imam dan gurunya, maka penduduk Madinah segera datang
berbondong-bondong ke rumahnya untuk menghibur.
Yang paling baik
di antara ungkapan teman-teman Urwah adalah dari Ibrahim bin Muhammad bin
Thalhah: “Bergembiralah wahai Abu Abdillah, sebagian dari tubuhmu dan putramu
telah mendahuluimu ke surga. Insya Allah yang lain akan segera menyusul
kemudian. Karena rahmat-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala meninggalkan
engkau untuk kami, sebab kami ini fakir dan memerlukan ilmu fiqih dan
pengetahuanmu. Semoga Allah memberikan manfaat bagimu dan juga kami. Allah Subhanahu
wa Ta’ala adalah wali bagi pahala untukmu dan Dia pula yang menjadim
kebagusan hisab untukmu.”
Urwah bin Zubair
menjadi menara hidayah bagi kaum muslimin. Menjadi penunjuk jalan kemenangan
dan menjadi da’i selama hidupnya. Perhatian beliau yang paling besar adalah
mendidik anak-anaknya secara khusus dan generasi Islam secara umum. Beliau
tidak suka menyia-nyiakan waktu dan kesempatan untuk memberikan petunjuk dan
selalu mencurahkan nasihat demi kebaikan mereka.
Tak
bosan-bosannya beliau memberikan motivasi kepada para putranya untuk bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu. Beliau berakata, “Wahai putra-putriku, tuntutlah ilmu dan
curahkan seluruh tenagamu untuknya. Karena, kalaupun hari ini kalian menjadi
kaum yang kerdil, kelak dengan ilmu tersebut Allah menjadikan kalian sebagai
pembesar kaum.” Lalu beliau melanjutkan: “Sungguh menyedihkan, adakah di dunia
ini yang lebih buruk daripada seorang tua yang bodoh?”
Beliau anjurkan
pula kepada mereka untuk memperbanyak sedekah, sedangkan sedekah adalah hadiah
yang ditujukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berkata, “Wahai
anak-anakku, janganlah kalian menghadiahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan apa yang kalian merasa malu menghadiahkannya kepada para pemimpin
kalian, sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mulia, Maha Pemurah dan lebih
berhak didahulukan dan diutamakan.”
Beliau senantiasa
mengajak orang-orang untuk memandang suatu masalah dari sisi hakikatnya. Beliau
berkata, “Wahai putra-putriku, jika engkau melihat kebaikan pada seseorang maka
akuilah itu baik, walaupun dalam pandangan banyak orang dia adalah orang jahat.
Sebab setiap perbuatan baik itu pastilah ada kelanjutannya. Dan jika melihat
pada seseorang perbuatan jahat, maka hati-hatilah dalam bersikap walaupun dalam
pandangan orang-orang dia adalah orang yang baik. Sebab setiap perbuatan ada
kesinambungannya. Jadi camkanlah, kebaikan akan melahirkan kebaikan setelahnya
dan kejahatan menyebabkan timbulnya kejahatan berikutnya.”
Beliau juga
mewasiatkan agar berlemah lembut, bertutur kata yang baik dan berwajah ramah.
Beliau berkata, “Wahai putra-putriku, tertulis di dalam hikmah, “Jadikanlah
tutur katamu indah dan wajahmu penuh senyum, sebab hal itu lebih disukai orang
daripada suatu pemberian.”
Jika beliau
melihat seseorang condong pada kemewahan dan mengutamakan kenikmatan,
diingatkannya betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu
membiasakan diri untuk hidup sederhana.
Sebagai contoh
adalah kisah yang diceritakan oleh Muhammad bin al-Munkadir, “Aku bertemu
dengan Urwah bin Zubair. Dia menggandeng tanganku sambil berkata, “Wahai Abu
Abdillah.” Aku jawab, “Labbaik.”
Urwah berkata,
“Aku pernah menjumpai ibuku Aisyah, lalu beliau berkata, ‘Wahai anakku, demi
Allah, ada kalanya selama 40 hari tak ada api menyala di rumah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk lampu ataupun memasak.” Maka aku bertanya,
“Bagaimana Anda berdua hidup pada waktu itu?” Beliau menjawab, “Dengan korma
dan air.”
Urwah hidup
hingga usia 71 tahun. Hidupnya penuh dengan kebajikan, kebaktian, dan diliputi
ketaqwaan. Ketika dirasa ajalnya sudah dekat dan dia dalam keadaan berpuasa,
keluarganya mendesak agar beliau mau makan, tetapi beliau menolak keras karena
ingin berbuka di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan minuman dari
telaga al-Kautsar yang dituangkan dalam gelas-gelas perak oleh para bidadari
cantik di surga.
PENGARUH
LUAS PERMUKAAN PADA LAJU REAKSI
(Modul Praktikum Kimia Dasar)
Oleh
TAZKIYA NURUL
1217011061
![]() |
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
PRAKATA
Puji syukur marilah kita ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan kasih sayang-Nyalah makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi
Muhammad saw, beserta keluarganya, sahabatnya serta umatnya hingga akhir nanti.
Modul praktikum kimia dasar dengan judul
“Pengaruh Luas Permukaan Pada Laju Reaksi“ disusun berdasarkan dari berbagai
sumber dengan tujuan untuk membuka wawasan pembaca mengenai laju reaksi. Dengan
modul ini diharapkan pembaca mampu mengerti dan memahami mengenai konsep laju
reaksi dengan baik.
Tak lupa pula penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang mendukung dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
belumlah sempurna, namun penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembacanya. Amiin.
Bandarlampung,
Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Cover……………………………………………………………………………. i
Kata
Pengantar…………………………………………………………………... ii
Daftar
Isi………………………………………………………………………… iii
Bab I.
Pendahuluan……………………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………. 1
1.2. Tujuan…………………………………………………………………….. 1
Bab II. Tinjauan
Pusataka………………………………………………………. 2
Bab III.
Prosedur Percobaan…………………………………………………….. 7
3.1. Alat dan Bahan…………………………………………………………… 7
3.2. Prosedur Percobaan………………………………………………………. 7
Bab IV. Hasil
Pengamatan dan Pembahasan……………………………………. 8
4.1. Hasil
Pengamatan……………………………………………………….... 8
4.2. Pembahasan………………………………………………………………. 8
Bab V.
Kesimpulan……………………………………………………………… 11
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………… 12
Lampiran…………………………………………………………………………
13
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Reaksi
kimia merupakan proses perubahan suatu zat atau lebih menjadi zat yang lain
dengan sifat yang berbeda dengan zat pembentuknya. Proses reaksi kimia ini
dapat berlangsung lambat dan cepat. Lamanya waktu untuk suatu zat bereaksi
bergantung pada beberapa hal, namun pada umumnya untuk mempercepat reaksi,
suatu zat ditambahkan katalis. Namun untuk menambahkan katalis, maka dibutuhkan
biaya yang lebih besar. Untuk meminimalkan jumlah biaya tersebut, maka dengan
memperbesar luas permukaan untuk bereaksi akan mempercepat suatu laju reaksi.
1.2.
Tujuan
Tujuan
pada percobaan ini yaitu:
1.
Membuktikan
bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan reaktan untuk bereaksi.
2.
Melakukan
percobaan laju reaksi sederhana.
Melakukan
percobaan laju reaksi sederhana.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kimia fisik, kinetika kimia atau kinetika reaksi mempelajari laju reaksi dalam suatu reaksi kimia. Analisis
terhadap pengaruh berbagai kondisi reaksi terhadap laju reaksi memberikan
informasi mengenai mekanisme reaksi dan keadaan transisi dari suatu
reaksi kimia. Pada tahun 1864, Peter Waage merintis pengembangan kinetika kimia
dengan memformulasikan hukum aksi massa, yang menyatakan bahwa kecepatan suatu
reaksi kimia proporsional dengan kuantitas zat yang bereaksi (Anonim, 2013).
Laju reaksi
suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi
ataupun tekanan
zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya
dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia.
Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
1.
Konsentrasi reaktan,
yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat apabila konsentrasinya
dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan
waktu,
Konsentrasi reaktan,
yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat apabila konsentrasinya
dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan
waktu,
2. Luas permukaan
yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama reaktan padat
dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju
reaksi.
3. Tekanan,
dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar molekul sehingga akan
meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.
4. Energi aktivasi, yang didefinisikan
sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai dan
berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan
bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada
reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.
5. Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila
dinaikkan, hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi
molekul, sehingga meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu.
6. Keberadaan
ataupun ketiadaan katalis.
Katalis adalah zat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan
meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi
yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun
berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali.
7. Untuk
beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya ultraviolet,
diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi dapat bermulai.
Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal
(Suryana, 2002).
Sifat
pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin relatif dari sifat
pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin
cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah,
hal ini dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah
interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat
diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju
reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan
dalam bentuk bongkahan.
Sifat
dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka mengalami
perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara meledak, bahkan
pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen fluorida.
H2
+ F2 → 2HF (sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada
kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat sehingga
tak Nampak perubahan kimia :
2H2
+ O2 → H2O (Keenan. 1989).
Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat
pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin
cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah,
hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka
daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat
diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju
reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan
dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987).
Kandungan cangkang telur antara laian:
1. Kalsium
Terdiri dari sekitar 1,5% dari berat unggas/ayam, kalsium adalah mineral yang dominan dalam tubuh. Kalsium digunakan untuk pembentukan tulang, kulit telur produksi dan pembekuan darah. Hal ini juga mempengaruhi jantung, otot dan saraf, serta beberapa sistem enzim tubuh. Sebagian besar kalsium tubuh ditemukan dalam kerangka di mana terdiri dari sekitar 1/3 berat tulang kering. Kalsium juga dapat ditemukan dalam cairan tubuh. Kerangka kalsium terutama terdiri dari kalsium fosfat dengan kalsium karbonat. Kalsium karbonat merupakan senyawa utama yang ditemukan pada kulit telur. Pemberian kalsium disarankan untuk pakan ayam peliharaan adalah 0,50% pakan. Dan jumlah yang lebih tinggi diperlukan untuk DOC (Day Old Chiken) dan ayam dalam masa pertumbuhan. Terlalu sedikit kalsium dapat menyebabkan demineralisasi tulang (kropos), kulit telur yang lembut, induk yang memakan telurnya dan tingkat kalsium dalam darah yang tidak memadai. Ada beberapa ayam dapat beradaptasi dengan asupan kalsium yang rendah namun sebagian besar yang tidak dapat beradaptasi akan bermasalah. Penyerapan kalsium terjadi di bagian atas usus dan diatur oleh Vitamin D3. Sebagian penyerapan juga terjadi di bagian bawah usus. Rasio kalsium untuk fosfor tersedia dalam pakan dianjurkan untuk pemeliharaan jaringan tulang yang tepat adalah 2:1. Pakan berprotein tinggi dan asam amino dalam usus berguna untuk membantu penyerapan kalsium. Senyawa, seperti phytates (dalam butir gandum), oxalates (bayam, dan tanaman terkait) dan fosfat , dapat mengurangi penyerapan kalsium. Pakan kaya lemak dapat menghasilkan asam lemak di usus yang dapat mengurangi kalsium tersedia dengan membentuk sabun kalsium larut. Biji-bijian berkadar lemak tinggi (misalnya bunga matahari) juga dapat menghambat serapan kalsium dalam usus.
Terdiri dari sekitar 1,5% dari berat unggas/ayam, kalsium adalah mineral yang dominan dalam tubuh. Kalsium digunakan untuk pembentukan tulang, kulit telur produksi dan pembekuan darah. Hal ini juga mempengaruhi jantung, otot dan saraf, serta beberapa sistem enzim tubuh. Sebagian besar kalsium tubuh ditemukan dalam kerangka di mana terdiri dari sekitar 1/3 berat tulang kering. Kalsium juga dapat ditemukan dalam cairan tubuh. Kerangka kalsium terutama terdiri dari kalsium fosfat dengan kalsium karbonat. Kalsium karbonat merupakan senyawa utama yang ditemukan pada kulit telur. Pemberian kalsium disarankan untuk pakan ayam peliharaan adalah 0,50% pakan. Dan jumlah yang lebih tinggi diperlukan untuk DOC (Day Old Chiken) dan ayam dalam masa pertumbuhan. Terlalu sedikit kalsium dapat menyebabkan demineralisasi tulang (kropos), kulit telur yang lembut, induk yang memakan telurnya dan tingkat kalsium dalam darah yang tidak memadai. Ada beberapa ayam dapat beradaptasi dengan asupan kalsium yang rendah namun sebagian besar yang tidak dapat beradaptasi akan bermasalah. Penyerapan kalsium terjadi di bagian atas usus dan diatur oleh Vitamin D3. Sebagian penyerapan juga terjadi di bagian bawah usus. Rasio kalsium untuk fosfor tersedia dalam pakan dianjurkan untuk pemeliharaan jaringan tulang yang tepat adalah 2:1. Pakan berprotein tinggi dan asam amino dalam usus berguna untuk membantu penyerapan kalsium. Senyawa, seperti phytates (dalam butir gandum), oxalates (bayam, dan tanaman terkait) dan fosfat , dapat mengurangi penyerapan kalsium. Pakan kaya lemak dapat menghasilkan asam lemak di usus yang dapat mengurangi kalsium tersedia dengan membentuk sabun kalsium larut. Biji-bijian berkadar lemak tinggi (misalnya bunga matahari) juga dapat menghambat serapan kalsium dalam usus.
2. Fosfor
Fosfor dapat mempengaruhi sistem penyerapan kalsium lebih dari pada elemen lainnya. Ini adalah elemen penting dalam fungsi tubuh termasuk pembentukan tulang, keseimbangan asam-basa, pembentukan telur metabolisme lemak karbohidrat dan protein. Sebanyak 70% dari fosfor dalam makanan mungkin tidak dapat digunakan oleh ayam. Fosfor dari produk hewani atau suplemen anorganik hampir sepenuhnya digunakan. Pemberianfosfor disarankan untuk pakan pemeliharaan adalah 0,25% (0,40% fosfor total). jumlah yang lebih tinggi diperlukan untuk DOC dan ayam dalam masa pertumbuhan. Tapi fosfor yang terlalu tinggi juga dapat menghambat penyerapan kalsium. Dianjurkan ratio 2:01 antara kalsium dan fosfor tersedia dalam makanan yang memadai ditambah Vitamin D3.
Fosfor dapat mempengaruhi sistem penyerapan kalsium lebih dari pada elemen lainnya. Ini adalah elemen penting dalam fungsi tubuh termasuk pembentukan tulang, keseimbangan asam-basa, pembentukan telur metabolisme lemak karbohidrat dan protein. Sebanyak 70% dari fosfor dalam makanan mungkin tidak dapat digunakan oleh ayam. Fosfor dari produk hewani atau suplemen anorganik hampir sepenuhnya digunakan. Pemberianfosfor disarankan untuk pakan pemeliharaan adalah 0,25% (0,40% fosfor total). jumlah yang lebih tinggi diperlukan untuk DOC dan ayam dalam masa pertumbuhan. Tapi fosfor yang terlalu tinggi juga dapat menghambat penyerapan kalsium. Dianjurkan ratio 2:01 antara kalsium dan fosfor tersedia dalam makanan yang memadai ditambah Vitamin D3.
3. Vitamin
D3
Vitamin
D3 sangat penting dalam mengatur penyerapan dan ekskresi kalsium dan fosfor.
Hal ini sangat penting ketika tingkat (rasio) kalsium dan fosfor dalam makanan
tidak seimbang. D3 juga dapat mengatur jumlah fosfatase alkalin dalam darah dan
berperan dalam sel diferensiasi dan regulasi sistem kekebalan tubuh. Ada 2
bentuk utama dari Vitamin D. Vitamin D2 terutama berasal dari tanaman. Vitamin
D3 diproduksi secara eksklusif di dalam tubuh burung ketika sinar matahari
bereaksi dengan prekursor vitamin D dalam makanan. sinar ultraviolet dari
beberapa sinar matahari atau sumber sinar UV buatan mengubah prekursor vitamin
D di kulit ayam untuk kemudian menjadi D3. Sekali lagi, D3 terbentuk di kulit
bertindak sebagai hormon dalam metabolisme kalsium dan fosfor. Untuk memenuhi
kebutuhan Vit D3 ayam, pemberian yang disarankan adalah sebesar
1000IU(International Unit) Kekurangan vitamin D3 dapat menghasilkan tingkat
kalsium yang rendah dan menghasilkan gejala serupa. Ini termasuk kulit telur
tipis atau lembut, penurunan produksi telur dan daya tetas, induk memakan telur
dan bahkan kejang dan patah tulang. Pada ayam, kurangnya D3 dapat menyebabkan
tulang mudah bengkok atau patah (biasanya terjadi pd anak ayam/khutukan).
Penyakit yang menyerang hati dan ginjal dan dapat menghambat kemampuan ayam
untuk menghasilkan enzim yang diperlukan untuk mengubah vitamin D ke D3.
Terlalu banyak Vitamin D3 (D3 hypervitaminosis) dapat menyebabkan kalsifikasi,
nephrosis dan asam urat. Dua penelitian menunjukkan bahwa tingkat tinggi D3
Vitamin di burung macaw muda mengakibatkan ginjal membesar, encok dan gejala
lain (Anonim, 2013)
III.
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.
Alat dan Bahan
Pada
percobaan pengaruh luas permukaan pada laju reaksi dibutuhkan alat dan bahan.
Alat yang dibutuhkan antara lain yaitu: 3 buah botol kaca, balon, dan batu,
sedangkan bahan yang digunakan yaitu: asam cuka dan kulit telur.
3.2.
Prosedur Percobaan
Langkah-langkah
dalam melakukan percoabaan ini yaitu:
1.
Bersihkan
kulit telur menggunakan air lalu keringkan.
2.
Bersihkan
botol kaca dari zat pengotornya menggunakan air dan dikeringkan.
3.
Kulit
telur yang sudah kering dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok satu hancurkan
kulit telur sebedar uang koin Rp 50, kelompok dua hancurkan kulit telur sebesar
setengah dari kelompok satu, dan kelompok ketiga dihancurkan sampai seperti
pasir.
4.
Masukkan
tiap-tiap kelompok kulit telur ke dalam botol kaca yang sudah bersih.
Masukkan
tiap-tiap kelompok kulit telur ke dalam botol kaca yang sudah bersih.
5.
Masukkan
asam cuka ke dalam botol yang telah berisi kulit telur sambai tersisa ruang
kosong setinggi 25% dari ukuran botol.
6.
Tutup
botol menggunakan balon, hitung waktu pada tiap-tiap botol saat reaksi
berlangsung.
7.
Amati
yang terjadi. Apakah terjadi penggembungan pada balon?
IV.
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Data Pengamatan
Berdasarkan
pengamatan didapat hasil percobaan, yaitu:
|
No
|
Perlakuan
|
Waktu (menit)
|
Keterangan
|
|
1
|
Sampel kulit telur 1 ditambah asam
cuka
|
55
|
Reaksi pada sampel ini lama
|
|
2
|
Sampel kulit telur 2 ditambah asam
cuka
|
31
|
Reaksi pada sampel ini lambat
|
|
3
|
Sampel kulit telur 3 ditambah asam
cuka
|
17
|
Reaksi pada sampel ini cepat.
|
4.2.
Pembahasan
Laju
reaksi merupakan kecepatan suatu zat untuk bereaksi perdetik. Pada percobaan
ini dilakukan percobaan sederhana untuk membuktikan bahwa laju reaksi sebuah
senyawa dipengaruhi luas permukaan suatu zat untuk bereaksi. Untuk membuktikan
percabaan sederhana ini, yang harus dipersiapkan adalah alat dan bahan yang
dapat ditemukan di lingkungan sekitar.
Pertama-tama
siapkan kulit telur kering yang dihancurkan menjadi tiga bentuk, dari yang
paling besar kurang lebih sebesar uang koin 50 rupiah, sampel kulit telur kedua
yaitu ukuran sedang, lebih kecil dari ukuran sampel satu, dan sampel ketiga
kulit telur dihancurkan dengan ukuran sebesar pasir. Ketiga sampel dimasukkan ke
dalam botol kaca yang berbeda yang diberi label sampel 1, 2 dan 3.
Langkah
selanjutnya yaitu memasukkan cuka dagang ke dalam semua botol dengan volume
sama banyak dan ditutup dengan balon, dan diamati reaksi serta perubahan yang
terjadi pada sampel.
Pada
percobaan tersebut terjadi reaksi antara kulit telur dan cuka dagang. Reaksi
yang terjadi mengakibatkan terbentuknya gelembung-gelembung gas yang
menyebabkan balon menjadi menggembung dan semakin lama semakin besar. Namun
pada setiap sampel kecepatan balon menggembung berbeda-beda. Hal tersebut dapat
terjadi karena rekasi antara kulit telur dan cuka dagang bereaksi dengan sangat
cepat. Reaksi tersebut terjadi pada sampel 3, yaitu sampel dengan kulit telur
berukuran pasir, dimana pada menit ke-3 balon mulai menggembung dan berdiri,
sedangkan pada sampel ke-2 mulai menggembung dan berdiri pada menit ke-5
sedangkan pada sampel ke-1 mulai menggembung dan balon berdiri pada menit
ke-11.
Besar
maksimal balon menggembung pada masing-masing sampelpun berbeda, pada sampel 3,
maksimal besar balon berhenti pada menit ke-6, pada sampel 2 maksimal balon
menggembung berhenti pada menit ke-18 dan pada sampel 1 kemampuan menggembung
balon maksimal berhenti pada menit ke-32. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa
kondisi ini pada masing-masing sampel telah menurun kinerja pada laju reaksi,
sehingga hasil dari reaksi sedikit bahkan mulai berhenti.
Pada
reaksi inipun terjadi kejenuhan zat untuk bereaksi, hal tersebut terjadi karena
zat yang akan bereaksi hamir tepat habis bereaksi, sehingga sedikit zat yang dapat direaksikan. Pada kondisi ini
terjadi pada sampel 3 pada menit ke-12, sampel 2 pada menit ke-27 dan pada
sampel 1 terjadi pada menit ke-47. Reaksi tepat habis dan tidak ada reaksi lagi
sampel terjadi pada menit ke-17 papa sampel 3, pada sampel 2 terjadi pada menit
ke-31 dan pada sampel 1 terjadi pada menit ke-55.
Berdasarkan
pada pengamatan tersebut waktu sampel 1 untuk bereaksi sampai tepat habis
bereaksi adalah 55 menit, pada sampel 2 habis bereaksi selama 31 menit dan pada
sampel 3 selama 17 menit. Hal ini menandakan bahwa semakin kecil ukuran
partikel artinya semakin besar luas permukaan untuk bereaksi suatu zat, maka
akan semakin cepat reaksi itu berlangsung. Hal tersebut dapat terjadi karena
jika ukuran partikel kecil, maka seluruh permukaan akan berinterkasi langsung
dengan zat lain, dan berdasarkan dari bentuk cangkang yang keras, maka yang
akan bereaksi terlebih dahulu adalah pada bagian pinggir. Sehingga semakin
kecil partikel maka ketika bereaksi, partikel tersebut akan cepat habis
dibandingkan yang ukuran partikelnya besar.
Pada
percobaan ini dapat diamati karena adanya balon, balon dapat menggembung karena
adanya gas yang masuk ke dalam balon. Gas tersebut diperoleh dari hasil reaksi
cangkang telur dengan cuka dagang. Hal tersebut terjadi karena salah satu
kandungan cangkang atau kulit telur adalah kalsium karbonat, sehingga jika
bereaksi dengan cuka akan menghasilkan gas CO2. Reaksi yang terjadi
antara keduanya yaitu:
Kulit
telur Cuka dagang
Jadi,
gas yang membuat balon menjadi menggembung yaitu gas CO2. Jika
diamati gas CO2 terdispersi dalam cair sehingga gas CO2
dapat diamati seperti gelembung-gelembung busa bewarna putih.
V.
KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
1.
Semakin
besar ukuran partikel, maka waktu yang digunakan untuk bereaksi suatu zat
hingga habis bereaksi semakin lama.
2.
Semakin
kecil partikel, maka waktu yang digunakan untuk bereaksi suatu zat hingga habis
bereaksi semakin cepat.
3.
Pada
hasil percobaan dengan membandingkan ketiga sampel, maka laju reaksi
dipengaruhi oleh luas permukaan untuk bereaksi.
4.
Reaksi
dapat diamati dengan adanya hasil reaksi berupa gas CO2 dalam bentuk
koloid, yaitu buih.
5.
Balon
dapat menggembung karena hasol reaksi berupa gas karbon dioksida yang dilepas
dan tertambpung pada balon.
![]() |
DAFTAR PUSTAKA
Keenan. 1989. Kimia untuk Universitas. Jakarta:
Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Bogor:
Erlangga,
Sunarya, Yayan.2002. Kimia
Dasar 2 Berdasarkan Prinsip – Prinsip Kimia Terkini. Bandung : Alkemi Grafisindo Press.
Anonim. 2013. Kandungan Cangkang Telur. http://repository.usu.ac.id/bitstream
/123456789/16191/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 29
Mei 2013 pukul 05.58 WIB.
Anonim. 2013. Kinetika Kimia. http://id.wikipedia.org/wiki/laju_reaksi. Diakses pada tanggal 29 Mei 2013
pukul 06.07
LAMPIRAN
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Kulit telur sampel 1 Kulit telur sampel 2 Kulit telur sampel 3
![]() |
|||
![]() |
|||
Sampel kulit telur dalam botol cuka
dagang
![]() |
Balon
Foto sampel
pada menit ke 3
Foto sampel pada menit ke 6
![]() |
![]() |
||
Foto sampel pada menit ke 11 Foto pada menit ke 32
![]() |
Foto pada menit ke 118
Langganan:
Komentar (Atom)










